Penyakit malaria disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Nyamuk Anopheles betina yang membawa parasit Plasmodium akan menggigit manusia untuk menghisap darah, dan dalam proses ini, parasit tersebut akan masuk ke dalam aliran darah manusia. Setelah memasuki tubuh, parasit Plasmodium berkembang biak di hati, lalu menyerang sel darah merah, menyebabkan gejala demam, menggigil, dan anemia. Penularan ini adalah penyebab utama malaria di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. https://admin.bcfc.co.uk/
Selain penularan melalui gigitan nyamuk, kondisi lingkungan yang mendukung perkembangan nyamuk Anopheles juga merupakan faktor penting dalam penyebaran malaria. Nyamuk Anopheles berkembang biak di tempat-tempat yang tergenang air, seperti genangan air hujan, sawah, kolam, atau tempat penampungan air yang tidak terjaga. Lingkungan yang lembap dan panas menjadi tempat yang ideal bagi nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak. Oleh karena itu, daerah dengan sanitasi yang buruk dan sumber air yang stagnan cenderung memiliki angka kejadian malaria yang lebih tinggi.
Kurangnya penggunaan kelambu atau perlindungan dari gigitan nyamuk juga merupakan penyebab penyebaran malaria. Di banyak negara yang endemis malaria, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya melindungi diri dari gigitan nyamuk, terutama pada malam hari ketika nyamuk lebih aktif, menjadi faktor risiko besar. Penggunaan kelambu berinsektisida dan penggunaan obat anti-malaria sebagai tindakan pencegahan sangat penting untuk mengurangi penularan. Namun, di beberapa daerah dengan sumber daya terbatas, akses ke kelambu atau obat pencegahan masih terbatas.
Penyebaran malaria juga dipengaruhi oleh mobilitas manusia. Pindahnya orang dari satu daerah endemis malaria ke daerah lainnya yang tidak terinfeksi dapat memperkenalkan malaria ke area baru. Hal ini terjadi terutama pada pekerja migran, wisatawan, atau dalam situasi perang dan bencana alam, di mana banyak orang berpindah tempat secara masif. Ketika individu yang terinfeksi memasuki daerah yang sebelumnya tidak ada kasus malaria, mereka dapat menyebarkan parasit tersebut, menyebabkan wabah baru.
Faktor lainnya adalah keterbatasan sistem kesehatan yang membuat pengobatan dan pencegahan malaria menjadi sulit. Di beberapa daerah, akses terhadap perawatan medis yang memadai dan obat-obatan anti-malaria masih terbatas. Ini menyebabkan individu yang terinfeksi tidak mendapatkan pengobatan yang tepat waktu dan memadai, yang memperburuk penyebaran penyakit. Malaria yang tidak diobati dengan benar dapat berakibat fatal, serta dapat menyebabkan penyebaran lebih lanjut di komunitas. http://assets-stage.scup.org/
Tingkat resistansi parasit terhadap obat malaria juga menjadi salah satu penyebab utama masalah dalam pemberantasan malaria. Seiring berjalannya waktu, beberapa jenis parasit Plasmodium, khususnya Plasmodium falciparum, telah mengembangkan resistansi terhadap obat-obatan anti-malaria yang umum digunakan, seperti klorokuin dan artemisinin. Hal ini membuat pengobatan malaria menjadi lebih sulit dan memerlukan pengobatan yang lebih intensif dan kompleks. Resistansi obat ini memperburuk upaya global untuk mengendalikan dan memberantas malaria.